Warta Ekonomi, Jakarta -
Pegiat media sosial Yusuf Muhammad buka suara berkait dengan pernyataan Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang menyamakan Presiden Jokowi dengan Firaun adalah bentuk ujaran kebencian terhadap seorang Presiden.
Diketahui sebelumnya, Cak Nun membuat geger masyarakat setelah potongan video ceramahnya yang menyebut Presiden Jokowi sebagai Firaun viral di media sosial.
“Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qarun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga, nggak 9, 10 saya kira. Terus ada Haman yang namanya Luhut,” ungkap Cak Nun dalam cuplikan video tersebut.
Ia pun telah meminta maaf atas pernyataan yang menurutnya menyinggung dan merugikan banyak pihak.
“Dan saya minta maaf kepada semua yang terciprat menjadi tidak enak atau menjadi menderita atau menjadi apapun oleh ucapan saya itu gitu ya,” ungkap Cak Nun seperti dilansir dari 2045 TV, Jumat (20/01/22).
“Di pelajaran pertama, saya sendiri yang yang kesambet. Itu tolong Anda pahami sebagai bagian dari dari hidup manusia gitu. Kalian semua, jangan mengucapkan apa yang tidak harus diucapkan. Tapi harus mengucapkan sesuatu yang kamu hitung betul secara bijaksana-nya, secara benar dan baik, secara bijaksana,” tambah dia.
Yusuf Muhammad mengatakan karena pernyataan ini, Cak Nun kata dia berhasil mempermalukan diri sendiri.
“Cak Nun pun mengaku kesambet setelah videonya viral yang menyamakan Jokowi dengan Firaun dan dari sini sudah bisa ditebak bahwa lagi-lagi yang disalahkan adalah setan Dajjal dan Jin. Nah kalau sudah begini terus setannya mau menyalakan siapa coba?” tanya Yusuf.
“Ya coba bayangkan saja, parah sekali kan yang gak ada angin, gak ada hujan, tapi tiba-tiba Pak Jokowi disamakan dengan Firaun,” tambahnya.
Menurut Yusuf, pernyataan Cak Nun sudah sangat parah apalagi ditujukan kepada kepala negara.
“Menurut saya, ini sudah sangat parah sekali lah. Padahal ya Cak Nun ini sudah dianggap sebagai tokoh agama oleh banyak kalangan masyarakat ya,” kata dia.
“Tapi melihat apa yang disampaikan Cak Nun ini ya menurut saya sudah sangat-sangat keterlaluan bahkan juga tidak beradab dan jauh dari cerminan seorang tokoh agama,” tambahnya.
“Yang menurut saya pula ini bukan lagi sebuah kritikan, tapi ini sudah masuk kategori penyebaran hoax, ujaran kebencian dan juga penghinaan terhadap Presiden Jokowi,” jelasnya.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty