Mungkin isu perjanjian politik antara Prabowo, Sandiaga dan Anies takkan menemui titik terang karena semuanya memilih tidak mau memperbesar masalah. Banyak yang penasaran akan isi perjanjian tertulis tersebut, tapi tampaknya tidak akan jadi konsumsi publik.
Di satu sisi, publik makin penasaran dengan utang Anies yang mencapai Rp 50 M, tapi ini juga takkan ada kejelasan. Sandiaga merelakan dan tidak mau memperpanjang urusan ini. Apalagi Anies, sudah pasti bakal diam entah sampai kapan.
Politikus Gerindra Andre Rosiade menyampaikan pesan dari Prabowo agar jangan mengungkit-ungkit kebaikan atau jasa masa lalu. Menurut dia, ucapan Sandiaga soal utang yang awalnya disampaikan Waketum Partai Golkar Erwin Aksa adalah sikap personal.
Andre bilang jika ingin lebih detil mengenai isu tersebut lebih baik konfirmasi ke Sandiaga karena menyangkut urusan personal. Selain itu, sikap resmi Gerindra itu selalu dikeluarkan oleh dua orang yaitu Ketua Harian DPP Sufmi Dasco dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.
Sikap Gerindra sudah jelas, takkan mencampuri urusan utang piutang Anies dan Sandiaga karena itu konsumsi internal, dan pihaknya tak ada rencana untuk mengeskpos ke publik.
Ternyata tidak semua kader setuju dengan pesan Prabowo kepada kader Gerindra agar tidak usah mengungkit-ungkit kebaikan masa lalu termasuk jasa ke Anies di Pilkada 2017.
"Meskipun beda ya antara Pak Prabowo dengan kami yang di bawah. Mohon maaf, mas Anies kami usung, kami dukung, dan kami bantu pembiayaan, pamit pun tidak sama sekali dengan Pak Prabowo dan Partai Gerindra! Mohon maaf. Ini fakta," kata Andre.
Gerindra sudah mendukung Anies di Pilkada 2017 dan menang. Tapi, Anies tak ada komunikasi ke Gerindra soal kemungkinan maju di Pilpres 2024.
"Kita sudah dukung, kita sudah usung, ya namanya kulonuwun sama sekali juga nggak. Ya, itu fakta yang ingin saya ungkapkan," katanya lagi.
Oh, ternyata selain Anies tidak bisa kerja, ternyata dia juga tidak punya etika politik. Memang ada benarnya juga sih. Jangan-jangan memang benar Anies pernah berjanji tidak akan nyapres kalau Prabowo juga nyapres. Berarti Anies memang tidak tahu terimakasih.
Kabarnya sih perjanjian itu tidak wajib ditaati. Tapi aneh, kalau tidak wajib ditaati, ngapain bikin perjanjian tertulis dan diteken di atas materai? Lebih baik deal secara lisan saja. Tidak perlu repot bikin draf perjanjian. Biasanya tandatangan di atas materai memiliki kekuatan hukum atau setidaknya punya nilai yang sangat mengikat pemilik tandatangan.
Andre juga tegas mengatakan perjanjian antara Anies, Sandiaga, dan Prabowo benar ada. Dia membantah jika tim Anies tidak mengakui ada perjanjian tersebut.
Ada dua informasi yang akurat. Perjanjian politik itu BENERAN ada. Utang 50 M itu juga BENERAN ada. Makanya buzzer penjilat Anies ngamuk sekaligus meriang. Mereka sibuk membantah dan mengelak. Fakta sudah ada.
Fakta lainnya, menurut Andre, hanya tiga orang yang bisa membuka perjanjian yang tersebut. Salah satunya Prabowo. Dua lainnya adalah Anies dan Sandiaga.
Tapi Prabowo sudah menginstruksikan kepada kadernya untuk tidak mengungkit lagi.
Jika dua lainnya yang bisa buka isi perjanjian adalah Anies dan Sandiaga, maka perjanjian ini mungkin takkan terekspos selamanya. Prabowo ogah. Sandiaga sudah ikhlas. Anies sampai lebaran kuda takkan gubris. Isi perjanjian tersebut akan terkubur selamanya. Seperti harta karun bajak laut yang tenggelam di dasar lautan yang dalam.
Tapi tidak apa-apa lah. Yang jelas, semua sudah tahu sifat asli Anies. Tidak punya etika, dan ngutang pula. Saya kira masyarakat berhak tahu sifat Anies ini mengingat dia adalah bakal capres. Masyarakat wajib tahu siapa Anies sebelum memutuskan memilihnya sebagai pemimpin.
Kalau ada yang bilang ini ada narasi untuk menjatuhkan Anies, mungkin tidak salah. Tapi ini fakta lho. Kalau pakai hoax, baru deh ini tindakan pengecut. Kalau pakai fakta, ini namanya sah dan tidak salah. Lagipula kebobrokan wajib dibongkar karena biasanya bakal ditutup rapat-rapat.
Pilpres kali ini bakal panas mendidih. Ini rasanya baru permulaan.
Bagaimana menurut Anda?
sumber : seword.com