• Jelajahi

    Copyright © NUSANTARA TOP NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Dibalik Kisah Kematian Patih Gajah Mada yang Masih Misterius Hingga Kini

    , September 17, 2022 WIB
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     




    BondowosoNetwork.com -Mendengar nama tokoh Patih Gajah Mada, sudah dipastikan tidak asing bagi masyarakat Indonesia.


    Ya, seorang Gajah Mada yang ketika menjabat sebagai Patih di masa Kerajaan Majapahit ini, sangat berjasa menyatukan seluruh wilayah nusantara.


    Dengan sumpahnya yang dikenal Sumpah Palapa, Patih Gajah Mada berjanji tidak akan makan buah palapa sebelum berhasil menyatukan nusantara.


    Namun sayangnya, akhir riwayat Gajah Mada hingga kini masih menjadi misteri. Dia disebut menyepi sebagai pertapa atau 'Moksa' ke Khayangan, sebagaimana dikutip BondowosoNetwork.com dari akun YouTube Catatan Masa.



    Tersebut pada tahun saka angin delapan utama 1285, baginda menuju simping demi pemindahan candi makam. Sekembalinya dari simping, segera masuk ke pura.


    "Terpaku mendengar adimenteri Gajah Mada gering, pernah mencurahkan tenaga untuk keluhuran Jawa. Di Pulau Bali serta kota Sadeng memusnahkan musuh," bunyi pemberitaan Nagarakertagama pupuh 70, yang dikutip dari Slamet Mujana dalam Tafsir Sejarah Nagara-Kertagama.



    Raja Majapahit Rajasanegara atau Hayam Wuruk, yang sedang melakukan perjalanan ke wilayah Blitar pada tahun 1364, dikejutkan dengan berita Gajah Mada Sakit. Dia segera kembali ke ibukota Majapahit.


    Kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca itu, mengisahkan akhir hidup sang patih digdaya itu dengan kematian yang wajar.


    Meskipun perannya di kerajaan Majapahit begitu melegenda, akhir riwayat Patih Gajah Mada hingga kini masih belum jelas.


    Adapun Kidung Sunda menyebutkan bahwa Patih Gajah Mada tidak meninggal. Kidung ini tidak mengisahkan sang patih menyingkir untuk menjadi pertapa.


    Kidung ini membeberkan bahwa Patih Gajah Mada Moksa dalam pakaian kebesaran bak Dewa Wisnu. Dia moksa di halaman kepatihan kembali ke khayangan.


    Namun mungkin saja sang patih sebelum akhir hidupnya, memang telah menjadi pertapa di tengah para resi di suatu wilayah yang tak jauh dari Majapahit.



    Apablia kota Majapahit itu adalah situs Trowulan di Mojokerto, wilayah di selatannya terdapat daerah berbukit yang ditutupi hutan jati dan tanaman lainnya.



    Di area perbukitan itu banyak dijumpai ceruk dan goa alam yang dapat dimasuki manusia. Sayangnya, peneltian arkeologi menyangkut hal ini memang belum pernah dilakukan.


    Ada juga beberapa sumber menyatakan bahwa Patih Gajah Mada meninggal dunia saat melakukan ekpedisi ke ujung barat Pulau Sumatra, tepatnya di wilayah Kerajaan Tamiang.


    Disana ada sebuah wilayah bernama Majopait, yang kemudian pada tahun 1964 diubah menjadi Manyak Payed.



    Beberapakali tim arkeolog dari Universitas Sumatera Utara turun ke lapangan, namun tak ada bukti yang memadai hingga kini.


    Gajah Mada begitu dikagumi. Kejayaannya di masa muda masih terus diingat. Namun, akhir kehidupannya lenyap dalam uraian ketidakpastian karena malu dengan pecahnya tragedi Bubat.



    Absennya Gajah Mada dalam politik Majapahit meninggalkan luka bagi sang raja. Hayam Wuruk sangat bersedih. Bahkan dikisahkan, raja saat itu begitu putus asa.


    Dia langsung menemui ibunya, kedua adik dan kedua iparnya untuk membicarakan pengganti kedudukan sang patih Amangkubhumi. Namun tak ada yang bisa menggantikannya.***

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Agama

    +