• Jelajahi

    Copyright © NUSANTARA TOP NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Grebeg Maulid di Yogya

    , Desember 11, 2016 WIB
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Grebeg Maulid di Yogya
    Foto: Edzan Raharjo/detikcom


    Yogyakarta - Keraton Yogyakarta hari ini menggelar tradisi gerebeg Maulid dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sejak pagi, warga telah berdatangan bahkan banyak yang rela menginap agar bisa datang lebih awal.

    Warga yang datang tidak hanya dari Yogyakarta tetapi banyak juga dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan lain-lain. Ribuan warga ini di antaranya telah berkumpul sejak pagi di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta, Minggu (12/12/2016).
     

    Nenek Rubiyem (63) termasuk yang rela menginap. Ia mengaku tiba di Masjid Gede sejak kemarin sore.

     
    Grebeg Maulid di Yogya
    Foto: Edzan Raharjo/detikcom

    Rubiyem datang bersama rombonganya dari Gunungkidul DIY. Semalam, ia juga mengikuti tradisi udhik-udhik di halaman Masjid Gede yang terletak tak jauh dari area keraton.

    "Saya nginep di sini supaya kebagian tempat. Kalau kuat nanti ikut rebutan gunungan, takut dorong-dorongan," kata Rubiyem saat ditemui di halaman masjid.

    Khotib (48), datang bersama rombongan dari Gombong Jawa Tengah. Rombongan yang berjumlah ratusan warga ini datang menggunakan bus. Ia sendiri mengaku baru kali ini melihat Grebeg Maulid di Yogya.

    "Belum pernah, mau lihat seperti apa. Bareng rombongan ini," katanya.

    Dalam tradisi Grebeg Maulid ini, keraton Yogyakarta mengeluarkan gunungan berisi hasil bumi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Gunungan yang dikeluarkan terdiri dari gunungan putri, kakung, darat, gepak, dan pawuhan. Gunungan diperebutkan warga di halaman masjid Gede, Kadipaten Puro Pakualaman dan di kantor Gubernur DIY komplek kepatihan Yogyakarta.

     
    Grebeg Maulid di Yogya
    Foto: Edzan Raharjo/detikcom

    Di antara riuhnya warga, banyak warga yang menjajakan kuliner khas Sekaten seperti sego gurih (nasi gurih) dan ndog abang (telur merah), kemudian juga penjual pecut yang selalu ada saat Sekaten. Petugas medis untuk mengantisipasi adanya warga yang membutuhkan pertolongan kesehatan telah disiapkan.

    sumber: detik.com
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Agama

    +